Kata orang generasi milenial itu sangat rentan ketika memegang uang. Ditangan mereka sebanyak apapun uangnya akan segera habis. Mendapat label sebagai generasi yang suka happy-happy, nongkrong kesana kemari, dan mengutamakan gaya hidup yang tidak sebanding dengan penghasilan mereka. Berdasarkan survei dari GoBankingRates, generasi milenial jauh lebih boros daripada generasi yang lainnya. menurut survei yang diikuti 1000 orang ini menyebutkan bahwa generasi milenial banyak menghabiskan uang untuk hal yang tidak diperlukan terutama untuk lifestyle. Intinya generasi milenial merupakan generasi yang kesulitan dalam mengelola keuangan mereka.
Hidup berdampingan dengan perkembangan teknologi, kemudahan informasi serta banyak kemudahan lain yang bisa didapatkan, idealnya bisa diaplikasikan dalam mengelola keuangan mereka. Namun, realitanya sebagian besar masih melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan oleh gerasi milenial. Lalu apa saja kesalahan generasi milenial dalam mengelola keuangan?
- Mindset You Only Live Once
Istilah you only live once (YOLO) beberapa tahun terakhir semakin populer terutama dikalangan para generasi milenial. Prinsip YOLO ini menyebutkan bahwa hidup hanya sekali sehingga dimanfaatkan untuk bersenang-senang selagi masih bisa dilakukan. Pola pikir seperti ini membuat para generasi milenial hanya memikirkan kesenangan yang bisa dilakukan saat ini saja. Hal ini tentu saja membuat mereka tidak memikirkan jangka panjang dan masa depan mereka.
- Tidak Bisa Membedakan Kebutuhan Dengan Keinginan
Generasi milenial memiliki keinginan untuk mengikuti trend yang sedang diikuti, baik itu dalam bentuk makanan/minuman kekinian, fashion, sampai gaya hidup. Namun sayangnya sebagian besar trend yang ada merupakan keinginan dan bukan kebutuhan dari para milenial. Hal ini tentu akan membuat mereka mengorbankan kebutuhan yang mestinya dipenuhi dibandingkan dengan keinginan semata mereka.
- Literasi Keuangan Yang Rendah
Kesadaran akan mengelola keuangan dengan baik masih rendah di kalangan generasi milenial. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mereka akan keuangan atau yang bisa disebut sebagai literasi keuangan. Rendahnya literasi keuangan membuat mereka mengabaikan fakta bahwa mengelola keuangan dibutuhkan oleh setiap individu agar lebih terkontrol dan memiliki tujuan finansial. Hal ini mengarah kepada generasi milenial yang banyak tidak memiliki tujuan finansial di masa mendatang.
- Tidak Memiliki Tabungan Dan Investasi
Gaya hidup yang dinamis serta mengutamakan kesenangan semata membuat para generasi milenial lupa bahwa mereka masih memiliki masa depan yang panjang dan penuh tantangan. Efeknya mereka tidak memikirkan bagaimana memiliki tabungan apalagi melakukan investasi untuk masa depan mereka. Padahal dua hal tersebut penting untuk persiapan masa depan mereka.
- Abai Dana Darurat
Pentingnya dana darurat itu diperlukan untuk kejadian yang tak terduga seperti bencana alam, kecelakaan, sakit, phk dan segala bentuk darurat lainnya. Generasi milenial masih abai tentang hal ini, prinsip yang penting hari ini bisa dilakukan besoknya gampang dijalani nanti membuat mereka lupa bahwa segala hal buruk bisa terjadi. Efeknya tentu saja bila terjadi sesuatu diluar kehendak mereka membuat gagap dan tidak siap untuk menghadapi hal tersebut.
Best SEO Company
Awesome post! Keep up the great work! 🙂