Menjadi Milenial Cerdas Finansial

akuntansionline csweb

06/01/2020

7:49 am

Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada tahun 1980-2000an. Generasi millenial tumbuh bersama komputer dan internet sehingga mudah untuk mendapatkan akses apapun yang dibutuhkan. Menurut data bps tahun 2018 menyebutkan bahwa jumlah generasi millenial mencapai 24 persen, atau setara dengan 63,4 juta dari jumlah penduduk indonesia yang mana merupakan masuk kategori usia produktif.

Kemudahan akan akses harusnya memudahkan generasi millenial untuk mempelajari tentang finansial dan menerapkannya dalam keseharian mereka. Namun, kesadaran mereka masih kurang terkait dengan pengelolaan keuangan. Gaya hidup yang dinamis tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang baik membuat mereka kesulitan dalam mengelola keuangan. Agar tidak terjebak dalam generasi millenial yang kesulitan dalam mengelola keuangan berikut tips menjadi milenial cerdas finansial :

  1. Bedakan kebutuhan dengan keinginan

Kebutuhan dan keinginan seringkali tidak bisa dibedakan, terutama dalam hal membelanjakan sesuatu. Terutama para generasi milenial yang dikenal lebih mengedepankan gaya daripada penghasilan mereka yang masih sedikit. Untuk itu perlu dipahami lebih dahulu mana yang termasuk kebutuhan mana hanya sekedar keinginan semata. Disini kemampuan mengelola kebutuhan dan keinginan perlu diasah lebih mendalam. Cobalah untuk membuat kebutuhan bulanan kamu sendiri, lalu penuhi terlebih dahulu kebutuhan dibandingkan keinginan dari diri kamu sendiri. Agar kondisi finansial kamu tetap stabil dan tidak lagi mengalami jebol dompet lagi.

  1. Buatlah tujuan jangka pendek dan jangka panjang

Mengelola keuangan tentu lah memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang dibuat maka akan tetap dalam koridornya dan tidak melenceng dari yang diinginkan. Tujuan dibuat berjenjang waktu. Jadi ada tujuang finansial jangka pendek, maupun tujuan finansial jangka panjang. Setiap orang tentu memiliki tujuan yang berbeda, misal bisa membeli kendaraan, rumah, ataupun untuk masa tua nantinya.

  1. Membuat post-post pengeluaran

Membuat post-post pengeluaran membuat kamu lebih mudah mengontrol pengeluaran yang biasa kamu lakukan. Untuk post-post pembagian bisa pake banyak formula. Yang terpenting terbagi menjadi lima pos pengeluaran. Pertama 40% untuk pos pengeluaran rutin seperti belanja dapur, listrik,air, internet, ongkos kendaraan dsb. Kedua 25% untuk pembayaran cicilan ataupun utang. Ketiga tabungan dan investasi sebesar 15 %. Keempat 10% untuk dana darurat. Dan terakhir 10% untuk gaya hidup kamu sendiri.

  1. Buat jadwal evaluasi progres pengelolaan keuangan

Evaluasi penting dilakukan untuk mengetahui progress yang sudah dilakukan. Hal ini juga berlaku dalam mengelola keuanganan. Buatlah jadwal untuk mengetahui segala progress yang dilakukan dalam mengelola keuangan. Apakah sudah sesuai dengan jalur yang dibuat atau malah masih terjadi kebocoran keuangan yang tak terduga. Untuk selanjutnya dilakukan

  1. Menabung dan berinvestasi

Dan terakhir menabung dan berinvestasilah untuk masa depan kamu sendiri. Bedakan antara menabung dan investasi, menabung digunakan untuk jangka pendek, dan investasi bisa digunakan untuk jangka panjang. Agar kelak kamu bisa mencapai kebebasan finansial dari menabung dan investasi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hubungi Kami